Senin, 30 Januari 2012

Dia membenamkan wajahnya kedadaku...air matanya seperti hujan pertama yang datang dengan tibatiba, mebasahai baju merembas kehatiku.
tak ada katakata, karena katakata telah menjadi puisi reranting yang jatuh di hempas angin,pedih dan pilu.

" Aku tak sanggup lagi mas!"


Suaranya menggantung dipepohon yang mulai sewarna hitam di telan sisa senja yang kelam...

Tangismu, tangisku, dan rinai hujan bersahutsahutan...
"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog