Rabu, 29 Februari 2012

Ah. --untuk kekasihku


Aku mencintaimu dengan segala konsekwensinya. Aku, kamu adalah dua pribadi yang berbeda mempunyai latar belakang, cerita hidup dan pengalaman yang berbeda.  Tapi aku mohon, jangan permasalahkan semua itu, karena kita tidak akan melangkah  ke masa lalu. 
Dengan berbekal ketulusan cinta kasih, kita selaraskan langkah dan samakan tujuan.
Meski tidak akan mudah perjalanan yang akan ditempuh. Tapi yakinlah. Di sana. Di akhir perjalanan kita. Kebahagaian merekah seperti mawar, merah dan harum. Menunggu kita.
Ulurkan tanganmu, genggam jemariku, mari kita melangkah. Bismillah.

Minggu, 26 Februari 2012

Kugapai Suara Lirihmu (Kawan) : Kereta Malam Kelas Ekonomi

Lirih derit kakimu menyelinap di telinga malam. Di kejauhan.
Terbayang kakikaki kekar,
Wajah garang,
Dan hiruk pikuk isi perutmu


Tlah ujur usiamu, kawan!
Karat menjalar di sekujur tubuh

Bila saja orok kan kutimang kau;
Sampai terlelap.
Seperti seorang bapa menimang menimang bayinya, selepas maghrib,
Dengan syair pujipujian nabi

Tapi Masih banyak persinggahan yang akan kau temui Kawan
Akan Masih banyak manusia – manusia kelauar masuk perutmu,
Aku tahu pasti, seperti halnya aku kau muak
Bersinggungan dengan mereka;
Kaum papa tak berdaya.
Yang saling aniaya.
Copet, pengamen, dan pedagan asongan
Pencari kerja di kota, pekerja yang di PHK
Pegawai rendah dan tentara pangkat rendah pula.
Menyatu dalam peluh keluh dan kesusahan
Berkelebat di antara dindingdinding malam.

Atau  mungkin kau terlalu terbiasa
Untuk muak?

Aku mual sendir!
Kapan negeri ini memberi tumpangan yang lebih nyaman bagi kami
Kelas Ekonomi

Lengking peluit kepala stasiun mengusik dan mengusirmu terburu-buru
Kau harus lagi berlari
Berburu jarak dengan waktu
Derit kakimu merambat, memelas di telinga malam, buta
Rinduku biru lebam

Bersabarlah  kawan
Kau bukan satu – satunya yang harus mengandalkan kesabaran, di negeri ini;
Jalani sisa hidup
Yang smakin menyesakan ini

Kamis, 23 Februari 2012

Janari Leutik (Sepertiga Pagi)

Dangdaunan ting harewos ngedalkeun rasa nu teu kedal ku lisan
Awor jeung keteg jam nu nyangsaya na tepas janari.

Lalaunan kuring ngaleupaskeun rangkulan anjeun ku cimata

(INDONESIA)

Dedaun saling berbisik mengungkapkan rasa yang tak terungkap lisan
Bergumul dengan detak jam yang tergeletak di beranda pagi

Perlahan aku melepaskan dekapanmu dengan air mata

Katakukatakata

HIDUP INI banyak hadiah dari pada cobaannya.  Kebanyakan yang kita terima hadiah tiap hari dari Tuhan, yang mungkin kita ga ngerasa bahwa itu hadiah

Ketika dalam kesusahan, sikapi sewajarnya, SEWAJARNYA! Nikmati hidup dengna segala dinamikanya! SEMANGAT!
(irfanelfikr.blogspot.com)

Rabu, 22 Februari 2012

Katakukatakata

KEADILAN di negeri ini layaknya lukisan Monalisa, jelita, indah nan misterius. Tapi hanya dapat dilihat

Nge MC Sundaan

PERAYAAN HUT KOTA BANJAR DENGAN PEGELARAN KESENIAN DI EMPAT KECAMATAN
"KECAMATAN BANJAR"




Minggu, 19 Februari 2012

Munggaran

Lumpat meulah angin;
        seoet, seot! Reg.
Serebet deui lumpat ngawahan, ber! Hiber!       
        ngapak mega, nyuway-nyuwaykeun pepedut nu cing garumpluk lir kapuk.

Awangawang ngemplang
Nenjo ka taneuh asa lewang
Hate ngajerit ka Gusti nu Maha Asih
Mugia salamet nepi nincak lemah deui.

Ngajomantara sawatara lila
Hiber dina uraturat mega
Datang mangsa pikeun napak.
Dangdak-dengdek jangjang ngalelebah,
Pitincakaeun meh teu salah lengkah
Cle!
Suku napak na taneuh,
Mela-melu jauh ti lembur matuh
Pekanbaru sajam kajugjug
Alhamdulilah kenging panangtayung.

Jumat, 17 Februari 2012

Senandung Kelabu

Menyemangati hari yang lusuh di balut mendung--
Bersenandung,
Berharap segala selubung tersingkap.
Tapi apa daya,
Selimbut rindu terlalu tebal--
Karena masa keberpisahan terus menua, dan wewangi tubuh basahmu selalu muda.
Aku tak berdaya.

Hari terus melaju seperti siput,
Meninggalkan jejak,lekat sewarna perak
Di langitku, di hatiku
Ku akhiri senandungku dalam warna kelabu

Rabu, 15 Februari 2012

Ngupahan Diri

Cunduk waktu ninggang datang mangsa pikeun bebenah! Waktu nyérélék teu karasa nalikung saban rénghap.
Tong teuing loba mikiran mangsa katukang, ari lain pikeun ngeunteung jeng nyonto mah. Tong loba luhlah, humandeuar komo ngagugulung kahanjakal, da moal matak ngarobah nanaon kanu geus atawa keur karandapan. Pancegkeun haté, giligkeun pikir, tigin leumpang nyorang jalan anyar, nu lewih hadé. Mugia rahayu.

Bermain Facebook Baik bagi Jantung

 Muhammad Ali
09/02/2012 15:40 | Teknologi
Liputan6.com, Milan: Ada kabar baik bagi para jejaring sosial mania. Hasil penelitian dari Universitas Auxologico Italia Institute, Universitas Katolik di Milan, dan Massachusetts Institute of Technology menunjukkan, mereka yang aktif menggunakan jejaring sosial bisa membuat denyut jantung lebih santai serta menurunkan tingkat stres dan ketegangan.

Peneliti Amerika dan Italia yang terlibat dalam penelitian itu menilai, meski terlihat seperti aktivitas biasa, namun interaksi dengan orang lain melalui jejaringan sosial ini mempunyai efek positif pada tubuh serta pikiran.

Dalam prosesnya, seperti dikutip laman Dailymail.com, baru-baru ini, ilmuwan dari universitas di Milan memasang jaringan sosial ke-30 siswanya yang berusia 19 hingga 25 tahun. Mereka memantau reaksi otak, tekanan darah, konduktansi kulit, pelebaran pupil, dan detak jantungnya.

Selanjutnya, para pelajar diberikan tiga latihan permenit, baik itu melihat pemandangan yang indah, waktu singkat di Facebook atau tugas matematika rumit. Tak mengherankan yang pertama membuat para siswa stres saat mereka menyelesaikan tes matematika. Tapi, saat mereka masuk pada laman Facebook, sebuah hasil yang tidak diharapkan terjadi, yaitu mereka tidak stres atau lebih santai.

Situs jejaring sosial ini baik bagi jantung karena adanya hubungan dengan perilaku manusia yang bersifat pada aspek perasaan, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri si penggunanya saat menggunakan account-nya.(BOG)

Di sadur dari
"http://tekno.liputan6.com/read/376495/wow-bermain-facebook-baik-bagi-jantung

Lagu Whitney Houston Mendadak Rajai Tangga Lagu

Desika Pemita
15/02/2012 23:20 | Musik
Liputan6.com, Los Angeles: Sejak kematian penyanyi legedaris Whitney Houston beberapa hari silam, tiba-tiba saja lagu-lagu milik Houston kembali merajai tangga lagu. Dilansir media The Sun, Rabu (15/2), sebanyak 27 single dan tiga album milik Houston selama kariernya berhasil masuk ke-200 tangga lagu teratas di Inggris.

Selain itu, tujuh dari lagu-lagunya juga tercatat dalam 40 single top tangga lagu. Bahkan, penjualan lagu-lagu milik pelantun I Will Always Love You itu juga melonjak. Penggemar Whitney Houston kembali mendengarkan lagu-lagu milik penyanyi kelahiran 9 Agustus 1963 itu untuk mengenangnya.

Martin Talbot, Direktur The Official Download Chart mengatakan, "Kematian tragis Whitney Houston mengejutkan semua keluarga, teman dan penggemarnya." Ia menambahkan, lagu-lagu milik Houston yang kembali bersinar menunjukan rasa cinta pengemar atas kepergian sang diva.(AIS)

Di sadur dari:
http://musik.liputan6.com/berita/201202/377552/lagu-whitney-houston-mendadak-rajai-tangga-lagu

Selasa, 14 Februari 2012

Status Galunggung Ditingkatkan Jadi Waspada

Eko Setyabudi
14/02/2012 16:25
Liputan6.com, Tasikmalaya: Aktivitas Gunung Galunggung di Tasimalaya, Jawa Barat, makin meningkat. Peningkatan aktivitas Galunggung sudah terdeteksi sejak Desember lalu.

Aktivitas gunung api ini antara lain terlihat dari adanya peningkatan gempa tektonik, perubahan suhu air kawah, serta adanya perubahan warna air kawah. Air kawah yang biasanya berwarna hijau jernih, kini berubah menjadi kuning pekat. Bahkan saat dilakukan pengukuran terhadap suhu air kawah ternyata ada peningkatan dari 13 derajat menjadi 40 derajat Celcius.

Dari indikasi tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menetapkan status Gunung Galunggung meningkat dari normal menjadi waspada. Gunung Galunggung terakhir meletus 1982 silam.(IAN)

Baca berita yang lain di liputan6.com

Presiden Lebanon dan Rombongan Bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam

Presiden Lebanon dan Rombongan Bertemu Pemimpin Besar Revolusi Islam: Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei hari ini (25/11) menerima kunjungan Presiden Lebanon Michel Sleiman dan rombongan. Dalam pertemuan itu, beliau menekankan bahwa persatuan seluruh kelompok dan faksi politik dan agama adalah kunci satu-satunya untuk menyelamatkan Lebanon dan membawa negara itu menuju kemajuan. Rahbar mengatakan, "Menurut Republik Islam Iran semua potensi dan kemampuan yang dimiliki oleh seluruh kelompok dan faksi Lebanon hendaknya digunakan untuk menciptakan kekuatan dan persatuan nasional di negara itu dalam rangka menghadapi ancaman rezim zionis Israel."

Carita Silat Sunda

Carita Silat Sunda: Carita silat Sunda? Aya kitu? Aya pisan, malah kungsi jadi primadona di taman bacaan nu sumebar di sakuliah Tatar Sunda. Mangga taroskeun ka urang Sunda nu resep maca, anu geus sawawa dina taun 1970-an, pasti apaleun kana buku-buku silat Sunda. Duka naon tah ngaran resmina genre bacaan Sunda samodel kieu teh. Ngan nu jelas eusina teu jauh tina pakem buku-buku silat sejenna anu ayeuna aya keneh. Bedana teh basa nu dipakena basa Sunda.

Buku-buku silat Sunda mangrupa bagian tina sumebarna bacaan Sunda nu tumuwuh subur dina dekade 60-an jeung 70-an. Lian ti silat Sunda, aya oge anu sok disebut roman Sunda. Sawareh mah malah nyebutna teh roman picisan, sabab dianggap euweuh niley sastrana. Ieu mah biasana leuwih loba nyaritakeun kahirupan sapopoe dina setting Sunda, dibungbuan ku 'romance' minangka pangirut sangkan loba nu maca (jigana mah).
Gambar jilid buku karangan Ki Masram
Sanajan teu ngalaman puncak kajayaan buku-buku Sunda samodel kieu, tapi untung kuring masih kabagean keneh 'buntutna'. Waktu kuring di SD, masih aya sababaraha buku Sunda sesa taman bacaan pun bapa. Serial Gumilar, Si Ruyung Kawung, Si Buntung Jago Tutugan, Waliwis Bodas, jeung sababaraha judul sejenna karangan S. Sukandar jadi bacaan favorit kuring. Lian ti S. Sukandar, aya deui sababaraha pangarang sejenna nu masih keneh inget, diantarana Wahyu Adam, K. Sukarna, Ki Masram, jeung Entang Sumarna.

Hanjakalna buku-buku samodel kieu teh euweuh pisan dokumentasina, komo deui nepi ka diasupkeun kana buku-buku pangajaran basa Sunda mah. Mungkin bae ieu teh ku sabab dianggap euweuh niley sastrana tea. Padahal sanajan kumaha bae oge, buku-buku Sunda samodel kieu teh kungsi gede jasana dina nyebarkeun tur ngamumule basa Sunda. Buktina pan harita mah kaasup bacaan populer tur pada mikaresep. Ieu teh minangka salah sahiji ciri yen basa Sunda masih dipikawanoh tur dipareke ku urang Sunda dina kahirupan sapopoe.

Dina padungdengan para inohong Sunda, asana buku-buku Sunda saperti kieu mah tara disabit-sabit. Duka tah, naha di jurusan sastra Sunda pangarang-pangarang Sunda saperti S. Sukandar spk sok diwanohkeun atawa tara. Lamun tara teh tetela kacida teuing, sabab ku paniten kuring mah katapisan ngagunakeun basa Sunda aranjeunna teh kadang-kadang leuwih alus tibatan para pangarang entragan kiwari anu majar 'moyan'. Jeung apan sanajan kumaha bae oge, buku-buku Sunda samodel kieu teh mangrupa bagian tina 'perjalanan' basa Sunda tinulis anu sawadina ulah dipopohokeun.

SundaBlog

Hak Cipta ditangtayungan ku undang-undang. Salira diwenangkeun nyutat ieu tulisan - boh sapalih atanapi sagemblengna - kalawan sarat kedah nyerat ngaran nu nulis sareng live link (tumbu anu tiasa di-klik) ka SundaBlog. Mugi janten perhatosan.

Kamis, 09 Februari 2012

Rindu

Digenggamnya
Pagi yang masih belia
Di antara gerimis yang singgah sejak kemarin

Tangisnya merongga di udara subuh yang menebal
Tanpa suara
Tanpa air mata

Ia mengerang ditikam rindu, redam
Di perbatasan malam yang temaram
17 Januari 2012

jaipong sunda

jaipong sunda:

Sore Yang Tak Menentu (Menunggu Malam)

Di atap, yang terbuka ke langit sore
                      ; berwarna perak--cerah
Angin menggoyangkan Gelombang Cinta
; yang pernah sangat terkenal, beberapa tahun ke belakang,
Menebak mataku yang sedang menggumuli para pejalan, lalu-lalang

Pikiran seperti debu; melayang hinggap di sandal, terbanglagi.
Hinggap di kaca mobil.

Aku ingin menjadi awan

Rabu, 08 Februari 2012

Rindukan Malam (Di Pagi Belia)

:Untuk para kelelawar.

Langit, warna keperakan.
Nafas pagi merekah, hangat;
Di kaki pedagang bubur ayam dan mendoan
Di ban roda roda kendaraan, juga di mata para penunggu malam,
--berkemas ucapkan slamat tinggal pada penguasa siang.

Tugas tlah ditunaikan!
Datang saatnya merenda warna sendiri di lelangit kamar
Berharap siang tak terlalu lama bertandang,
Bila perlu kurangi saja jatahnya, agar malam segera datang.

Aku merindukannya.

Selasa, 07 Februari 2012

Luka Ini, Sayang

Luka yang kau tinggalkan ini begitu manis, sayang
Meski tak ku inginkan
Aku tak kuasa menolaknya

Bersama setiap hela jarum jam
Aku meneguk setiap air mata
Dalam kerinduan yang absurd

Bukan ku menyalahkanmu, sayang
Perih ini terlalu manis untuk ku sesali
Seperti laron yang reala mati
Terpangang lampu kamar ini
Aku memilih duka ini
Sebagai kenangan termanis

Minggu, 05 Februari 2012

BENTANG last edit

Dia

Seminggu terakhir ini aku mengingat Dia. Dia yang dua tahun lalu meninggalkanku. Dia, yang dua tahun sebelumnya selalu mengisi hari-hariku, tangis dan tawa.

Setahun, aku mengisi gelas-gelas kesedihan, yang berjejer rapi di setiap detak waktu--dengan tangisan.Waktu terasa begitu panjang dan menyiksa. Seperti dalam ruang-ruang penjara, temaram, lembab dan beraroma duka. Aku terpojok di sudut kenangan yang dengan berkuasanya keluar-masuk, menghardik, dan mencemooh kesendirianku.Aku tak kuasa melarikan diri dari dia.

Suatu sore, di bulan Desember yang basah, aku duduk di tepi empang, belakang rumah. Di bawah pohon randu--hijau dan menjulang--bunganya berjatuhan, putih menghiasi permukaan. Aku tanpa malu tersedu dan mengeluh segala kepedihanku kepadanya. Angin yang sejuk mengembuskan aroma tanah yang menjelma kuku tajam dari tangan dia yang perlahan menancap di dadaku, dengan tekanan yang konstan terus menulusup masuk, merobek jantungku.

Suatu senja, dalam perjalan pulang ke rumahnya--setelah seharian aku menghiasi kebersamaan dengan dia dengan tawa dan mesra. Motor bebek hitam--si Brangbrang--aku menyebutannya, menggendongku dan dia perlahan, melintasi sawah yang baru di ditandur. "Aku sangat suka dengan aroma tanah sawah", kata dia.
Tangannya melingkar dipinggang, dagu dia di pundakku. Aroma nafas dia dan aroma tanah sawah berdesakkan di nafasku. Begit khas. "Aku juga". Aku tersenyum. Dia memjamkan mata, sepertinya.

Aroma sawah yang khas, dan aroma nafasnya, di sutu sore bulan Desember itu, kembali berdesakkan di nafasku, aku memejamkan mata, bulir-bulir bening, hangat keluar dari sudut mataku yang merah, mengalir menyapu setiap inci pipiku."Tuhan ambil saja nafasku!"

Aku begitu sayang dia. Bagaimana aku bisa hidup tanpa dia. Dia yang selalu menjadi motifasiku selama ini, menjalani segala aktifitasku. Dengan semangat, aku bekerja semata hanya untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk hidup dengan dia, menyatu dalam sebuah bangunan rumah tangga yang sering aku dan dia rencanakan, hampir setiap kesempatan. Kini dia tak bersamasaku lagi. Pergi bekerja ke kota, dan aku meninggalkan pekerjaanku karena dia telah mencuri pikiran dan hatiku. Harihariku tanpa dia, kelam, memanjang dan hitam. Zona nyamanku dan menjalani kesedihan ini begitu terbatas--kamar lembab dan tepi empang yang basah. Begitu dan terus begitu, setahun penuh.


Menginjak tahun kedua. Di suatu malam yang belum begitu tua. Saat hening menitipkan jiwanya pada sayap-sayap jangkrik yang meringkik dan jarum detik jam yang menggema di udara kamarku.Ketika nafas-nafas panjangku mengiring kedatangan dan kepergian segalala sesuatunya tentang Dia. Utusan Tuhan datang mengetuk pintu.

Seorang sahabat lama, begitu lama, bahkan aku tak pernah mengingatnya selama ini. Teman sewaktu SMP--12 tahun yang lalu datang mengunjungiku. Dia (temanku), kini telah menjadi seorang intel tentara. Aku menerimanya dengan tangan terbuka dan berusaha menyembunyikan segala duka. Tak lama malam itu, dia (temanku) pulang dengan sepenggal janji, besok hari, dia (temanku) akan datang lagi. Mengajakku menelusuri kenangan keremajaan dan sedikit pesta.

Tiga hari yang berbeda. Tiga hari yang penuh pesta. Aku sedikit terhibur dan melupakan Dia. Temanku (Dia yang diutus Tuhan untuk menyelamatkan jiwaku) telah kembali ke kota melanjutkan kehidupannya. Aku duduk di beranda senja yang tetap basah di tepi empang. Bungabunga pohon randu betebaran di permukaan. Aku menatap diriku, menatap jiwaku, menatap Dia dalam kenangan dan menatap jalanku yang sekiranya akan ku tempuh. "Haruskah aku seperti ini?"

Udara Februari yang hangat. Setelah  melewati Pergantian Tahun yang berat, yang kuhabiskan seluruh malam dan hari pertama dengan botol-botol beralkohol, aku melangkah kembali ke masa depan. Meski hati penuh dengan balutan, aku kembali bekerja. Karena hidup terus berjalan dan waktu tak akan pernah menunggu, pikirku.

Tempat kerja baru, lingkungan kerja baru, udara yang baru pula. Aku kembali melemparkan senyum pada matahari yang hangat. Langkah  sedikit bertambah cepat, aku mencoba menjalin hubungan dengan teman sekerja.

Sempat kami melawati malam minggu bersama. Selepas magrib, hujan melepaskan genggamannya. Kami berjalan berpelukan tangan. Ada rasa damai masuk bersama udara sejuk menyelusup, perlahan, mengisi setiap petak ruang hatiku.

Di sudut sebuah tempat makan, yang romantis kami bercenkrama, hangat. Jemari kami saling menggenggam.
Tibatiba aku teringat dia.Ku lepas jemariku yang menggenggam jemari kekasih baruku. . Udara sejuk yang menyelusup dan menyebar di kalbuku tak mampu memenuhi seluruhnya. Ada satu petak ruang hatiku--yang rupanya dia berada di situ. Udara menjadi terasa hampa, kekasihku baruku ku antarkan pulang segera. Malam minggu yang baru separuh perjalanan berakhir di sudut kamar. Aku kembali terkapar.

Hubungan dengan kekasih baruku berakhir tanpa kepastian. Aku meninggalkan pekerjaan baruku. Tapi untungnya ingatan akan dia tak terus berlanjut menindasku. Aku mampu menguasai diri.

Harihari berikutnya aku mengisinya dengan lebih fleksibel, ringan dan bersahaja. Aku bekerja prilen di sebuah perusahan sebagai marketing. Dengan pekerjaan itu aku terus bertemu banyak orang dengan berbagai macam karakter, kondisi dan keadaan. Terhibur aku di buatnya.

Harihari yang ringan, memanjang dengan selubung warna cerah kujalani. Bulan ke dua puluh setelah dia meninggalkanku, aku telah melupakan dia, aku bertemu dengan seorang peri baik hati. Hubungan ini berjalan dengan penuh kehangatan dan mesra. Aku selalu meluangkan waktu di hari minggu dan hari libur untuk jalan bersamanya.

Semakin hari kebaikan, perhatian dan pengertian kekasihku semakin membuatku meneguhkan hati untuk menjadikannya pendampingku dalam perahu rumah tangga. Kami sering berangan-angan tentang kehidupan rumah tengga itu, saat bersama.

Malam minggu kemarin, Malam yang cerah. Bintang bertebaran di langit biru kehitaman, berkedip manja. Di ufuk barat, seperti sabit bulan mengintip ingin menyaksikan hatiku yang longgar dan berbunga. Aku dan kekasihku berjalanjalan di alunalun kota. Bergandengan sambil bercengkrama. Serasa aku berdua saja dengannya.

Ku genggam  mesra jemari kekasihku dan kubisikan sebait kata yang ringan dan gembira ku ucap, "Aku ingin menikah denganmu"

Angin tibatiba saja terasa berat ku hela. Kekasihku memeluk, terisak bahagia, dan membisikannya dengan mesra, "Aku siap menjadi istrimu, Kang". Sekali lagi, tiba-tiba angin terasa berat ku hela. Ada yang mengganjal dalam hatiku, begitu dalam, dan resah.


Dia datang lagi, begitu tiba-tiba setelah lim bulan penuh aku melupakan dia, seluruhnya. Kini, saat aku telah menjalin hubungan dengan yang lain, di momen yang begitu sakral mengikat talitali niat hidup bersama, dia dengan wajah yang muram dan terbuang, datang tak di duga. Dia kembali menghembuskan udara lembab dan merana.

Kulepas perlahan dan hatihati lingkar tangan, pelukan kekasihku.dia tertunduk dan terisak bahagia atas apa yang kuucapkan, aku tertunduk dan terisak sedih dan sedikit sesal karena tlah mengucapkannya.Tak banyak yang ku bincangkan setelah itu, sepanjang perjalanan menuju rumahnya. Pulang.

Seminggu terakhir ini aku mengingat Dia. Dia yang dua tahun ini meninggalkanku. Dia, yang dua tahun sebelumnya selalu mengisi hari-hariku, tangis dan tawa. Seminggu ini aku tak menemui kekasihku, karena harihariku kembali terisi oleh dia, yang setiap waktu datang dan menyudutkanku di kamar yang lembab, beraroma duka.

Kini harihariku di selubungin rasa bersalah terhadap dia, perasaan yang tak seharusnya ada, karena memang aku tak bersalah. Bukankah dia yang meninggalkanku, dulu, dua tahun yang lalu? Harihari yang berat memanjang terselubung awan hitam bulan Juli, akhir musim penghujan.

Akankah kembali Tuhan mengutus seseorang untuk menolongku kali ini. Atau kah dia yang akan kembali?

Kamis, 02 Februari 2012

Memunguti
Setip helai nafasmu
Tertinggal di angin malam
Sisa jumpa kita di bawah naungan awan
Kelam

Kucumbui desah mu diamdiam
Banyak orang mengatakan, "hidup itu pilihan". Tapi terkadang kita di hadapakan pada beberapa pilihan dengan sedikit waktu untuk berpikir dan mempertimbangkan secara matang dalam menentukan, mana yang harus dipilih.
Waktu bergerak--merayap seperti siput. Tapi dalam situasi kita terdesak untuk segera menentukan sikap atas pilihan, waktu terasa terlalu cepat berlari--menghampiri dan mendesak kita ke batas yang samar. Kita telah memilihnya--disadari atau tidak, dipikirkan secara matang atau tidak.
Setiap pilihan mengandung konsekwensi--positif maupun negatif. Tak ada alasan kita untuk berlepas diri dari setip konsekwensi atas segala pilihan hidup yang kita jalani.
Waktu terus berjalan, meski merayap ia akan menggilas segalanya.
Dan kita harus menjadi pemenang, bagaimana pun kondisi dan situasinya.
Tegar dan tersenyumlah menghadapinya. Semangat!

Arsip Blog